Hari Sumpah Pemuda 2023, Ini Lima Poin yang Ditekankan Menpora Dito

oleh
oleh

JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menekankan lima poin penting pada peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-95 di Halaman Monumen Nasional (Monas), Sabtu (28/10) malam.    

Lima poin yang ditekankan Menpora Dito yakni; Pertama, tujuan utama pembangunan pemuda adalah untuk meningkatkan kualitas daya saing pemuda serta memperkuat karakter gotong royong dan tolong menolong sebagai bagian dari jati diri bangsa kita.

Menurutnya, Pemuda-pemudi adalah aset berharga dalam membangun masa depan bangsa, dan melalui pembangunan yang berkelanjutan, kita dapat memastikan peningkatan kualitas hidup segenap bangsa Indonesia.

Kedua, untuk mencapai tujuan ini, pentingnya pembangunan pemuda secara terukur melalui Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) tidak bisa diabaikan. Untuk itu, Pembangunan Nasional harus mencangkup mencakup lima domain utama IPP, yaitu pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, partisipasi kepemimpinan, serta mengatasi isu-isu gender dan diskriminasi.

Ketiga, untuk mencapai semua ini, perlu adanya perancangan sebuah kerangka besar yang komprehensif dan strategis. Inilah yang dikenal sebagai Desain Besar Kepemudaan Nasional (DBKN).

Ia mengatakan, DBKN akan menjadi landasan untuk mengarahkan pembangunan pemuda ke arah yang lebih progresif, berdampak dan relevan sesuai dengan semangat perkembangan zaman. Implementasi berbasis inovasi menjadi kunci untuk suksesnya DBKN.

Baca juga: Sambut Hari Sumpah Pemuda, Kemenpora Luncurkan Kampanye Digital Bertajuk Kemenpora x Saykoji Rap Challenge

Keempat, kita perlu menggarisbawahi pentingnya kerjasama semua pihak, baik di tingkat pusat maupun di daerah. Ini harus dilakukan melalui koordinasi strategis antar Kementerian dan Lembaga (K/L) sesuai dengan Perpres No. 43 tahun 2022.

Kolaborasi seharusnya tidak lagi menjadi wacana namun kolaborasi harus menjadi budaya kerja baru bagi seluruh birokrasi dan mitra-mitra Kemenpora. Kita mulai kolaborasi dengan keteladanan, dan keteladanan harus dimulai dari kinerja birokrasi yang inklusif, kreatif, inovatif dan responsif.

Kelima, dalam implementasi koordinasi strategis tersebut, kita harus mengikutsertakan Rencana Aksi Nasional (RAN) bagi semua K/L serta Rencana Aksi Daerah (RAD) bagi pemerintah daerah. Dalam proses ini, penting juga melibatkan lembaga non-pemerintah dan sektor swasta. Ini adalah upaya bersama kita untuk memajukan pemuda dan bangsa kita.

“Saya akan kawal proses-proses birokrasi di Kemenpora agar berjalan dengan baik dalam merangkul lima unsur pembangunan pemuda seperti pemerintah, media, komunitas, akademisi, dan pebisnis,” ujar Menpora Dito. (Fitman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *