Pesona Baru Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari di Jawa Timur

oleh
oleh

JAKARTA – Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari (Minha) saat ini menjalani proses transformasi yang signifikan.

Museum yang terletak di lingkup pondok pesantren dan kawasan wisata ziarah Makam Gus Dur di Jombang Jawa Timur kini tidak hanya berfungsi sebagai museum yang menyajikan perjalanan sejarah Islam di Indonesia, namun terus berupaya menjadi sebuah pusat pembelajaran yang mengangkat nilai-nilai toleransi keberagaman budaya Nusantara.

Penanggung Jawab Minha Wicaksono Dwi Nugroho menyampaikan, Minha memegang peran penting dalam pelestarian tiga era signifikan dalam sejarah Islam di Indonesia.

Ia menjelaskan, perjalanan tersebut dimulai dari era masuknya Islam ke Nusantara, era perjuangan kemerdekaan, serta era pemikiran kebangsaan dari tokoh-tokoh Islam di Indonesia.

Melalui program publik “Resolusi Jihad” dan “Bulan Gus Dur”, Minha berupaya untuk terus mengangkat nilai-nilai semangat kebangsaan dalam perspektif toleransi terhadap keberagaman Nusantara.

Pada akhirnya, Minha diharapkan dapat terus menggali dan mengangkat nilai-nilai tersebut dalam kontribusinya dalam memperkaya khasanah perjalanan dan perkembangan sejarah dan budaya Indonesia.

Sebagai bagian dari upaya transformasi, Minha telah melakukan penyempurnaan pada ruang pamer dua tokoh besar Islam di Indonesia, yaitu KH. Hasyim Asy’ari dan Gus Dur.

Ruang pamer KH. Hasyim Asy’ari kini menampilkan informasi tentang kiprahnya beserta koleksi asli dan informasi tentang Fatwa Jihad yang relevan dengan sejarah pertempuran 10 November di Surabaya.

“Sementara ruang pamer Presiden RI ke 4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dibuat sebagai fasilitas informasi bagi para peziarah untuk mengetahui lebih lanjut sisi humanis dari figur Gus Dur,” jelas Wicaksono dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/2/2024).

Pengelolaan Museum Islam Indonesia K.H. Hasyim Asyari kini di bawah MCB yang merupakan lembaga di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, yang saat ini bertanggung jawab atas pengelolaan 18 museum dan galeri serta 36 situs cagar budaya nasional di Indonesia.

Dengan dukungan yang berkelanjutan, Minha terus berkomitmen dalam kegiatan pelestarian dan penyebaran nilai-nilai Islam yang toleran dan inklusif di Indonesia. “Kami berharap Minha akan terus menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan bagi masyarakat Indonesia dan dunia,” tutup Wicaksono. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *